Hari ini saya yang kewalahan berlari kesana kemari mengejar seorang anak yang menangis karena ditinggal ayahnya pulang. Pasalnya anak ini menangis karena ingin ditunggui sampai pulang sekolah, sedangkan sang ayah harus segera bekerja dan saya juga harus  memulai kelas on line dan PTM dengan tepat waktu. Dan yang lucu ketika saya mencoba menenangkan murid yang menangis, marah dan berteriak ingin pulang menyusul ayahnya pulang. Murid-murid lainnya keluar kelas, mengikuti saya sambil bertanya, “kenapa bu guru temanku menangis ?,  “kenapa bu guru tidak masuk kelas?”, “ini sudah istirahat ya bu guru?” ……

Benar-benar situasi yang tak terduga, Anak-anak memang sulit untuk mengekspresikan emosi, terlebih untuk emosi marah dan sedih seringnya mereka akan mengekspresikan dengan perilaku tantrum yang pastinya membuat orang tua terpancing untuk marah juga. Cerita di atas adalah contoh masalah anak tantrum yang ada di  SD kelas 1. Lalu bagaimana  jika masalah tersebut  terjadi ketika anak di rumah?, apakah ayah/bunda kerap kali mengalami masalah ketika menghadapi buah hati yang tiba-tiba ngambek, rewel di jam-jam sibuk?, apalagi kalau terjadi di depan umum. Tentu saja ini  membuat ayah/bunda atau siapa saja kebingungan apa yang harus dilakukan.

Tantrum atau menurut istilah psikologi biasa di sebut ‘temper tantrum’ merupakan perilaku marah pada anak-anak dengan berteriak, menendang, kesal karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Banyaknya permasalahan yang timbul karena adanya pandemi covid yang melanda seluruh dunia. Indonesia khususnya. Tidak bisa di pungkiri telah membuat anak-anak usia sekolah dari tingkat TK hingga SMA kini telah berada di zona nyaman, bersama fasilitas gawai mereka dalam kesehariannya. Dan menjadi sebuah dinamika problematik tersendiri saat anak harus kembali mengikuti kegiatan sekolah secara PTM.

Berdasarkan pengalaman saya selama menangani permasalahan siswa di SD Al Falah Darussalam Tropodo Sidoarjo. Ada beberapa cara mengatasi tantrum anak yang bisa ayah/bunda coba.. Karena ketika  panik sering kali keputusan kurang bijaksana akan dipakai untuk mengendalikan anak yang tantrum. Sehingga masalah yang diharapkan selesai justru akan membuat masalah baru lainnya.

Berikut  5 kunci mengatasi anak yang tantrum yang bisa ayah/bunda coba lakukan.

  1. Kunci utamanya adalah harus tetap tenang, sabar dan hadapi dengan tersenyum ini akan membantu mengelola emosi kita
  2. Memberikan ruang, dengan memberi kesempatan anak untuk mengeluarkan emosinya tetap dengan kita awasi, dekat dengannya.dan memperhatikan tingkah dan gaya tangisnya merupakan salah satu cara menenangkannya hal ini juga bentuk empati bahwa kita mengerti terhadap masalah si anak.
  3. Memastikan keamanannya dari benda-benda yang nembahayakannya
  4. Hindari mengumbar janji, anak akan selalu ingat janji kita dan akan menagihnya hingga terpenuhi, dengan memberi janji tanpa menepatinya akan mengajari anak ingkar janji.
  5. Bawa ketempat tenang, jika anak tantrum di tempat umum bawa menjauh dari keramaian dan berikan time out jika mulai destruktif, jelaskan bahwa perilakunya tidak bisa di terima dan tunggu sampai anak tenang, peluk anak dan katakan apa yang kita lakukan adalah bentuk cinta kita kepadanya.

Semoga 5 kunci tersebut di atas, bisa membantu para orang tua dalam mengatasi anak yang tantrum.  Dengan gaya tersendiri yang ayah/bunda miliki tentu akan lebih mudah dalam memahami masalah anak. Sehingga bisa menjadi solusi  yang tepat guna ketika mengatasi anak yang tantrum.

 

Oleh: Nur Aleha, S.Pd.

Guru SD Al Falah Darussalam Waru Sidoarjo

alehanur@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *